Jakarta, PRESISI-NEWS.COM
Wayang merupakan sebuah budaya yang harus dipertahankan dan harus dilestarikan sebagai warisan dari para leluhur bangsa ini kepada generasi penerus, dan bila ada yang dianggap menyalahi dalam permainan lakon wayang itu sendiri merupakan kesalahan oknum bukan wayang nya.
Hal tersebut dikatakan, Prof. H,Sumaryoto salah seorang pencinta wayang dan penggiat kelestarian budaya nusantara, saat ditemui wartawan diruang kerjanya , Selasa ( 22/02/2022)
Prof.Dr.H. Sumaryoto menuturkan, secara garis besar wayang itu adalah alat dalam menyampaikan sebuah seni bertutur , dan adanya wayang sudah ratusan tahun yang lalu dengan mulai adanya agama Hindu di Indonesia, di jadikan sebagai budaya, mengambil dari kisah Mahabarata dan Ramayana. Namun yang perlu dikehatui ketika munculnya Walisongo oleh Raden Mas Said atau Sunan Kalijaga memiliki peran besar mengubah wayang yang awalnya sebagai budaya lalu digunakan sebagai media dakwah.
Karena penyiaran agama Islam di pulau jawa khususnya di nusantara bukanlah hal yang mudah saat itu, ujar Prof Sumaryoto menceritakan, dimana kala itu juga telah ada agama hindu bahkan masyarakat telah memeluk agama hindu. Berkat kecerdasan Sunan Kalijaga menggunakan wayang yang tadinya hanya sebatas bagian dari budaya kemudian wayang dirubah disesuaikan dengan ajaran islam, maka hal-hal yang bersifat sirik, musrik dan makruh oleh sunan kalijaga semuanya dihilangkan.
“Maka wayang yang benar-benar wayang adalah cerita atau lakon yang dipertunjukan sejalan dengan ajaran agama islam dan tidak dipungkiri wayang berasal dari budaya.” cetus Kakek dari Pramareza Fadlansyah dalang Milenial dan Rafi Ramadhan dalang cilik yang sudah tersohor namanya.
Dikatakannya, Budaya wayang mensuport siar agama, maka ajaran-ajaran agama dimasukan dalam cerita wayang. Oleh karena itu, bila ada yang mengatakan kalau wayang berbau mistik, nah mungkin orang yang mengatakan itu, pertama belum mengenal betul tentang wayang dan yang kedua bila memang ada dalang-dalang tertentu yang menggunakan aliran-aliran mistik, seperti menggunakan kemenyan sebelum pertunjukan maka benar dianggap musyrik oleh kelompok dalang wayang untuk menyiarkan agama .
“Kalau itu saya setuju untuk dihilangkan. karena tidak boleh dalam agama islam,nah ini yang harus di bedakan, musyriknya yang di hilangkan bukan wayang yang di musnahkan.” tutur Pria Kelahiran Kebumen itu.
Wayang hanyalah alat permainan untuk menyampaikan pesan bahkan wayang itu adalah budaya. Wayang memang berasal dari agama Hindu, tapi unsur-unsur hindu atau yang bertentangan dengan agama islam sudah di hapus.
“Maka cerita-cerita dakwah melalui wayang seperti yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga itu sejalan betul dengan ajaran islam.Oleh karenanya bagi siapapun yang menggangap wayang itu musrik itu karena mereka belum paham apa itu wayang.”cetus Rektor Unindra
Harusnya sebelum berkomentar tentang wayang, ujar H.Sumaryoto nemanbahkan, harus memahami lebih dahulu, mempelajari dan melihat seperti apa itu wayang, barulah akan terjawab apa itu namanya Wayang, apakah beretentangan dengan ajaran islam atau tidak? Dalang wayang kulit pertama adalah Sunan kalijaga selain sebagai pendakwah juga sebagai dalang wayang, dengan melalui wayang Sunan Kalijaga menyampaikan siar dakwahnya.
“Maka bila ada yang menuduh yang bukan-bukan terhadap wayang, menjadi pertanyaan, ada apa ini?terlepas saya sebagai pengagum wayang atau penggiat kelestarian budaya,namun saya tidak melihat wayang itu bertentangan dengan ajaran agama islam, yang melakukan pertentangan dari wayang tersebut adalah oknum yang masih menggunakan cara berbau mistik seperti membakar kemenyan dan lain-lainnya.” katanya
Dalam perwayangan semua tokoh nya itu sama dan wayang terbuat dari kulit dan itu merupakan budaya. Bahkan Unesco sudah mengakui wayang sebagai warisan dunia yang harus dilestarikan, lalu apa yang salah terhadap wayangnya? Maka hal semacam ini perlu di luruskan dan bila ingin mengetahui tentang wayang jangan setengah-setengah agar tidak salah tafsir tentang wayang. Oleh karenanya bagi yang tidak paham tentang wayang, jangan berkomentar tanpa pemahaman yang lebih mendalam.
“Ayo kita sama-sama mengenal lebih mendalam salah satu budaya bangsa Indonesia yakni wayang, agar kita lebih memahaminya. Dan jangan berikan komentar bila tidak paham terhadap budaya wayang,” ucap Prof Dr.H.Sumaryoto (Red)