Medan, PRESISI – NEWS | Pemimpin Sumatera Utara yang baru nanti diharapkan bisa memberantas korupsi mulai dari tingkat perkotaan sampai pedesaan.
Karena sejauh ini ada dugaan dana desa mulai banyak dikorupsi sehingga pembangunan desa yang diharapkan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat ternyata banyak yang jauh dari harapan.
“Untuk itu masyarakat nantinya pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) pada tahun 2024 harus cerdas dan jangan sampai memilih kucing dalam karung. Intinya rakyat jangan hanya dijadikan alat untuk memuluskan janji-janji kampanye yang akan ditebar para calon pemimpin baru Sumut,” kata Ketua Lembaga Pemantau Pemerintahan dan Pemilu Sumatera Utara (LP3SU), Salfimi Umar pada wartawan, Kamis petang, (07/09/2023), terkait mulai adanya gerakan suksesi yang dihembuskan partai politik baru-baru ini.
Saat disinggung tentang tingkat keberhasilan pasangan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah (Ijeck), Salfimi mengakui bahwa pasangan Eramas tersebut tidak mengecewakan.
Karena, lanjutnya, saat ini hasil pembangunannya sudah banyak terlihat, terutama pembangunan kerukunan antar umat beragama di Sumut sudah cukup bagus.
Bahkan kita juga melihat ada beberapa pembangunan infrasturuktur jalan yang dibuat seperti, jalan alternatif, dari Berastagi dari arah Kutalim Baru.
“Begitu juga terlihat pembangunan Mesjid Agung di Kota Medan. Dan yang lebih menggembirakan adalah tingkat inflasi di Sumut juga terjaga. Jadi kita harapkan ke depan, bisa lebih bagus lagi dengan melakukan sinergi dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan instansi terkait lainnya,” ujarnya.
Tentang adanya dugaan pembangunan desa yang dilorupsi, lanjut Salfimi, ini harus dicermati dengan seksama. Karena saat ini tidak sedikit Kepala Desa (Kades) yang tidak berpendidikan, misalnya dari masyarakat biasa, atau dari organisasi, yang tidak mengerti akan laporan keuangan, tentang regulasi, termasuk BUMDES.
“Ke depan, hal ini harus dikawal dan dituntaskan. Yah intinya jangan ada lagi ada korupsi di pedesaan,”tegasnya.
Sebab yang namanya pembangunan, itu selalu terkait dengan pedesaan yang mana lahan pertanian, perikanan dan perkebunan dinilai cukup potensial. Jadi, kita harus bisa meningkatkan produksinya.
“Nah, kalau kepala desanya tidak mampu, yah suruh mundur aja. Daripada nantinya hasilnya mengecewakan masyarakat, tidak mampu memenuhi peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Seperti diketahui, jabatan Gubsu Edy Rahmayadi-Wagubsu, Musa Rajekshah berakhir pada Selasa (05/09/2023). Saat ini Hassanuddin diangkat sebagai Pj. Gubsu sampai tahun 2024 mendatang.
Sementara itu berbagai sumber menyebutkan, persaingan bakal cagubsu juga sudah mulai terasakan dewasa ini. PKS misalnya, sudah mulai memproklamirkan diri mendukung Edy Rahmayadi sebagai Bacagubsu.
“Edy Rahmayadi memang sudah bagus memperlihatkan hasil pembangunannya. Namun begitu, apa dia saja yang bisa memoles Sumut ini jadi bagus. Kalau ada yang lebih bagus, kenapa kita tidak memilih calon lainnya,” kata sejumlah kalangan di Kota Medan dan Deli Serdang.
Menurut prediksi Salfimi Umar, nantinya ada tiga calon yang bakal jadi Bacagubsu, antara lain Edy Rahmayadi, Musa Rajekshah (Ijeck) dan Bobby Nasution. Itu pun jika Bobby jadi mencalonkan diri. Karena sejauh ini PDI Perjuangan belum memperlihatkan tanda-tanda mengusung Bobby Nasution. (de).