“Hal ini sejalan dengan keinginan kita agar Kota Pematangsiantar tidak sekadar menjadi kota transit wisawatan yang hendak menuju Danau Toba, namun diharapkan menjadi destinasi. Seperti yang telah digaungkan: destinasi yes, transit no,” jelasnya.
Masih kata Plt Wali Kota Pematangsiantar, Minggu (10/07/2021) umat Islam merayakan Idul Adha atau Hari Raya Kurban. Di saat yang sama, umat Hindu menggelar acara Maha Thriruvilla. Dan di hari Minggu pula umat Kristiani beribadah ke gereja. Kondisi ini sangat indah karena setiap umat beragama menjalankan ibadah dan perayaan agamanya masing-masing dengan aman dan damai.
“Inilah salah satu bukti toleransi di Kota Pematangsiantar yang sangat heterogen. Semoga toleransi ini tetap terjaga, bahkan lebih ditingkatkan lagi ke depannya,” harapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Plt Wali Kota menyampaikan pentingnya menjaga kerukunan dan kesatuan umat, mengingat Kota Pematangsiantar terdiri dari beragam etnis, agama, dan budaya. Jangan sampai terpecah-belah dan mudah terhasut oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
“Mari kita saling menghormati antar pemeluk agama yang berbeda. Mari kita sikapi keberagaman dan perbedaan di antara kita secara arif dan bijaksana. Jangan sampai perbedaan di antara kita menjadikan perpecahan, tetapi jadikanlah perbedaan sebagai perekat untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan, sehingga Kota Pematangsiantar akan selalu terjaga kerukunannya, masyarakat hidup aman dan tenteram. Semoga ke depannya, hubungan antara umat beragama, termasuk umat hindu dengan Pemerintah Kota Pematangsiantar tetap terjalin dengan baik dan harmonis,” tuturnya.
Plt Wali Kota Susanti mengingatkan agar kerja sama, sinergitas, dan kolaborasi terus dijaga, dirawat, dan bersama meningkatkan kebaikan dan mempercepat terwujudnya Pematangsiantar Sehat, Sejahtera, dan Berkualitas demi Pematangsiantar Bangkit dan Maju. (Jose/Erwan/r)