Jakarta , PRESISI-NEWS.COM
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Komjen Pol Andap Budhi Revianto mengingatkan jajarannya agar semakin meningkatkan etos kerja.
“Tidak ada gunanya IQ tinggi, tapi tidak memiliki disiplin dan malas.” kata Sekjen Kemenkumham
Andap juga mengutip kata-kata dari Presiden RI Ke-3 Prof Bacharuddin Jusuf Habibie yang mengatakan : Seseorang yang memiliki intelligence quotient tinggi tetapi tidak memiliki disiplin dalam hidup maka tidak akan berguna hidupnya.
“Disiplin adalah suatu sikap yang harus kita miliki jika ingin menggapai kesuksesan,” tutur dia.
Disiplin juga merupakan salah satu kunci untuk mendapatkan kepercayaan orang lain. Dengan memiliki sikap disiplin, semua pekerjaan yang dipercayakan akan dikerjakan secara baik dan pada akhirnya orang tidak akan meremehkan kita.
Menurut Andap, dengan disiplin, kita bisa menata perjalanan hidup setiap hari bahkan setiap jam. Hidup kita akan lebih bermakna.
“Banyak bentuk dari sikap disiplin. Di antaranya disiplin waktu, disiplin bekerja dan berbagai disiplin lainnya,” ujar dia
Dilain kesempatan, Andap Budhi Revianto juga meminta para jajarannya di instansi tersebut agar meniru atau mencontoh etos kerja orang Jepang.
“Orang Jepang sudah menanamkan budaya disiplin dan etos kerja yang luar biasa sejak dini. Hal ini yang menjadikan Jepang sebagai negara modern, kuat dan disegani,” kata Sekjen Kemenkumham Andap Budhi Revianto melalui keterangan tertulisnya.
Ia mengatakan Jepang identik dengan kedisiplinan dalam segala hal misalnya soal ketepatan waktu, kebersihan dan ketaatan pada aturan.
Disiplin dan etos kerja sepertinya telah mendarah daging bagi mereka dan merasa malu jika tidak menerapkannya.
Andap berharap jajaran Kemenkumham harus memiliki integritas, kejujuran, keuletan, kemauan dan kemampuan untuk bekerja keras. Hal mana kesemua itu harus didukung lingkungan kerja yang menunjang terciptanya etos kerja yang tinggi.
“Seperti etos kerja orang Jepang, disiplin harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam melakoni peran sebagai pelayan masyarakat,” ujarnya.
Menurut Andap, kunci dari semua itu adalah disiplin. Jangan sampai sikap disiplin hanya karena ada pengawas atau aturan. Namun, kedisiplinan harus benar-benar mengakar dan menjadi karakter.
Andap optimis bahwa dengan bermodalkan kedisiplinan dan kompetensi, Kemenkumham mampu mempertahankan setiap raihan yang telah dicapai pada 2021 bahkan harus menjadi lebih baik di 2022.
“Yang terpenting adalah komitmen diri,” kata Andap menutup pembicaraannya. (Budi Herman /r)