Rembang, PRESISI-NEWS.com
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berencana mengadopsi tetrapod yang digunakan di pesisir Bonang, Rembang untuk dimanfaatkan ke sepanjang garis pantai utara (pantura) Jawa Tengah dalam mengurangi abrasi dan banjir rob.
Tetrapod yang terbuat dari Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) sisa pembakaran batu bara PLTU Rembang ini terbukti mampu memecah gelombang air laut. PT PLN (Persero) siap mendukung langkah Gubernur Jateng dalam mitigasi bencana demi kepentingan masyarakat luas.
“Tetrapod ini berfungsi melindungi daratan dari abrasi yang disebabkan gelombang laut. Kita harapkan tetrapod ini dapat membantu menangani banjir secara signifikan dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Ganjar.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan PLN tak hanya mengoperasikan pembangkit untuk menghasilkan listrik saja. PLN mengelola sisa pembakaran batu bara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yaitu Fly Ash dan Bottom Ash atau FABA untuk menjadi produk bermanfaat salah satunya Tetrapod.
“Ini adalah komitmen kami di PLN untuk turut menjaga pesisir Pantura aman dari ancaman abrasi dan banjir rob. Untuk itu PLN mengolah FABA menjadi bahan bangunan seperti tetrapod yang bisa digunakan sebagai pemecah ombak,” ucap Darmawan melalui rilis Divcom PLN Pusat, Kamis (16/03/2023).
Tetrapod merupakan struktur peredam gelombang laut yang terbuat dari beton. Dalam hal ini beton yang digunakan terbuat dari FABA yang dihasilkan dari PLTU Tanjung Jati B dan PLTU Rembang. Ia menjelaskan untuk produk tetrapod yang dihasilkan ada dua jenis, yaitu berat 100 kg dan satu ton.
Baca Juga:
Gubernur Jateng Manfaatkan FABA dari PLN Untuk Bangun Tanggul Sementara di Pantura
Realisasi PMN Sejak 2021, Pemerintah Hadirkan Listrik PLN di 100 Desa dan 130 Dusun di Jateng-DIY
PLN memastikan penggunaan ini juga aman dan tidak akan mencemari lingkungan, karena kualitasnya sudah sesuai dengan standar nasional. Untuk produk FABA dari PLTU Tanjung Jati B telah lolos pengujian Laboratorium Bahan Konstruksi dari Universitas Sultan Agung (Unissula) dan produk FABA dari PLTU Rembang telah lolos uji laboratorium dari Universitas Diponegoro (Undip).
“Komposisi bahan tetrapod yang kami buat sudah paten dan sesuai dengan standar mutu nasional. Ini juga salah satu bukti PLN bisa mengolah sisa dari operasional pembangkit listriknya menjadi material yang bermanfaat untuk masyarakat,” tambah Darmawan.
Selain itu, Darmawan mengatakan akan terus mendorong pemanfaatan FABA lebih luas untuk menjadi katalis perekonomian masyarakat pesisir Pantura, khususnya di sekitar PLTU. Hal ini sejalan dengan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) yang dijalankan oleh PLN.
“PLN terbuka kepada masyarakat yang ingin ikut serta memanfaatkan FABA ini. Kami ingin seluruh pembangkit PLN menjadi episentrum perbaikan lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat,” tutup Darmawan.
(red)